Pesantren Anwarul Hidayah Gambu-Gambu Kangean Ingin Mencetak Generasi Agamis

KANGEAN - Pondok Pesantren Anwarul Hidayah Gambu-Gambu, Timur Jang Jang, Kangayan, Kepulauan Kangean, Sumenep, Madura mencetak lulusannya menjadi manusia agamis. Hal ini disampaikan Gus Abdalurrahman putera Bimdere Umar Hosnol, Kamis (30/03/22).

Pesantren yang berada di atas bukit tersebut menggratiskan seluruh santri dan pelajarnya. Jenjang pendidikan di pesantren ini dimulai dari TK sampai SLTA.

Baca juga: Pertumbuhan Potensi Wisata dan Publikasi TMMD Percepat Pemulihan Ekonomi

"Semua santri dan pelajar yang menempuh pendidikan di pesantren ini gratis. Tidak ada sepersen pun biaya yang di pungut dari mereka, " kata Afdal.

Pesantren yang melaksanakan antar jemput bagi seluruh pelajarnya ini bermaksud ingin mencetak profil lulusannya menjadi manusia yang agamis.

Baca juga: Sekda Apriyadi Hadiri Acara Wisuda Perguruan Tinggi Rahmaniyah Sekayu

"Kita tidak ingin memiliki lulusan pesantren ini yang hanya mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan umum semata. Yang kita tekankan bagaimana lulusannya menjadi manusia yang beragama Islam secara sempurna. 

Menurutnya banyak orang yang memahami Islam hanya di bibir saja tidak sampai ke pikiran dan hatinya. Sehingga Islam hanya menjadi diskusi-diskusi semata.

Baca juga: Menteri Agama Fachrul Razi Pastikan Kenaikan Dana BOS Madrasah dan Pesantren

"Berislam itu harus kaffah. Artinya hati, pikiran dan tindakan semuanya harus Islam, " imbuhnya.

Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid ini melanjutkan, pesantren Anwarul Hidayah ditengah keterbatasannya ingin memiliki lulusan yang memiliki hubungan kepada Allah dan hubungan kepada sesama manusia sama-sama baiknya.

Baca juga: Muhammad Ali Ramdhani: BSU Guru Madrasah dan PAI Non PNS Dibuatkan Rekening Baru

"Kita ingin santri dan pelajar pesantren ini mempunyai hubungan kepada Allah dan sesama  manusia sama-sama baiknya, " ungkapnya.

Baca juga: Direktur GTK Muhammad Zain: Ada 391.924 Guru Madrasah Non PNS Cetak Surat Kelengkapan Pencairan BSU

Tentu upaya maksimal terus dilakukan oleh semua pengelola. Tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang.

"Semua pengelola terlibat dalam mengawal proses pendidikan di pesantren ini. Agar semua mendukung program yang direncanakan. Tanpa dukungan semua elemen. Maka cita-cita akan sia-sia, " ungkapnya penuh semangat.